Pembukaan

Acara-acara yang termasuk dalam pembukaan retret: minum dan snack, serah terima pendamping (penanggung jawab) kepada pembimbing retret, sambutan penerimaan pembimbing, perkenalan pembimbing, hal-hal praktis aturan selama retret, ibadat pembuka, pengendapan doa, pembagian ruang pertemuan (jika peserta lebih dari 60 orang) dan makan malam.   

Pada bagian awal yang dilakukan oleh pembimbing memastikan booklet doa (buku panduan doa pembuka) telah siap digunakan. Pembimbing berpakaian yang baik dan sopan; seperti kebiasaan kami sebagai religius bruder mengenakan jubah. Pakaian yang kita kenakan menjadi tanda pembimbing menerima peserta yang datang. Jubah juga sebagai ajakan peserta untuk memasuki suasana rohani. Pembimbing juga mempunyai konsep cara memberikan kata sambutan setelah menerima penyerahan peserta. Sambutan penerimaan peserta singkat dan menarik dilanjutkan perkenalan para pembimbing retret. Selama 3 hari para peserta akan berdinamika, maka perlu ada kesepakatan peraturan yang mendukung seluruh perjalanan rohani peserta. Hal-hal praktis yang mengatur sikap, kebiasaan peserta, dan kesadaran waktu. Semua itu menjadi sarana yang mengajak peserta retret, semakin memahami siapa diri dalam menanggapi hal-hal yang sederhana. Kemampuan peserta dalam menangkap inti dari hal-hal praktis yang disepakati, akan terlihat pada praktiknya bukan dari kata-kata yang diucapkan. Contohnya peserta setuju membangun suasana tenang dan hening selama retret. Maka ungkapan setuju ini tidak cukup dikatakan, melainkan harus nyata sikap atau tindakkannya. Ini yang disebut peserta mampu menangkap inti dari hal-hal praktis. Untuk dapat melaksanakan hal-hal yang praktis ini perlu rahmat Tuhan, sebab manusia itu rapuh dan mudah jatuh dalam kesalahan. Rahmat yang diharapkan dimohonkan dalam ibadat pembuka.

Pembimbing sudah menyiapkan buku ibadat pembuka yang mudah diikuti oleh peserta. Biasanya yang perlu diperkenalkan dan dipelajari sejenak adalah pilihan lagu-lagu. Ada tiga lagu yang perlu dikenali peserta: lagu pembuka, pengantar renungan dan lagu peneguhan iman. Biasanya lagu-lagu yang dipilih disesuaikan dengan tema retret atau mengajak peserta menyadari tema yang akan menjadi kerangka permenungannya. Pembimbing mengajarkan lagu-lagu yang dipilih sehingga semua peserta dapat menyanyikan secara bersama-sama. Pada awal ibadat pembimbing memberi pengantar doa yang mengarahkan hati peserta siap memohon rahmat Tuhan bagi perjalanan retret mereka. Setelah bacaan pembimbing memberikan permenungan berdasarkan sabda kitab suci. Kemampuan pembimbing dalam memberikan permenungan tentu memperhatikan siapa peserta yang sedang dihadapi. Permenungan bagi peserta anak-anak harus lebih sederhana dan mudah dipahami dengan cerita yang menarik, sementara bagi remaja (jenjang SMP – SMA) cerita tetap diperlukan tetapi bukan menjadi pokok. Sementara orang dewasa dan orang tua perlu dibalik hal-hal pokok permenungan dari sabda terlebih dahulu kemudian diperjelas dengan contoh-contoh konkret pengalaman harian. Inti permenungan sabda kitab suci, membawa peserta bersemangat dan penuh kepercayaan kembali kepada Tuhan. Membuka hati perseta untuk berani mengikuti kehendak Tuhan dan menyadari kembali Tuhan yang menjadi tumpuan hidupnya.

Selesai  ibadat peserta diajak mengendapkan seluruh doa-doa mereka dan menemukan kekuatan-kekuatan penting bagi dirinya; sehingga dari ibadat pembuka ada makna hidup yang dipegangnya. Makna-makna yang ditemukan oleh masing-masing peserta dapat saling berbagi. Mensharingkan makna penting yang ditemukan kepada sesama, dapat meneguhkan atau menginspirasi satu dengan yang lain. Bagi orang muda untuk mengendapkan doa dapat dibantu dengan beberapa pertanyaan penggali pengalaman diri. Pertanyaan dikaitkan dengan renungan dari Kitab Suci, apakah peserta mampu menangkap hal-hal penting dari renungan Kitab Suci. Menyebutkan point-point petingnya menurut dirinya, beserta alasannya. Kemudian satu pertanyaan lagi, untuk konfrontasi dengan praktik hidupnya; yaitu apakah hal penting sudah menjadi dasar/kekuatan untuk mejalankan tugas-tugas pokok dalam hidup mereka? Buktinya apa jika sudah menjadi dasar hidupnya, jika belum mengapa belum dihayati? Apa yang menjadi hambatan?

Peserta cukup diberi waktu 5 – 10 menit untuk menjawabnya, dilanjutkan dengan berbagi jawaban. Tentu karena sharing jawaban tidak ada yang salah, maka bagi mereka yang berani menjawab diberi apresiasi dengan tepuk tangan bersama. Tepuk tangan yang diberikan menumbuhkan semangat dan rasa dihargai. Masing-masing mulai dapat memahami sesamanya lewat makna-makna yang telah dibagikan. Semua ini menjadi tanda batin yang berefleksi. Fokus pada diri sendiri dengan berbagai hal-hal baik dan mengakui kerapuhan diri. Sesudah waktu pengendapan, diinformasikan pembagian ruang pertemuan dan masuk pada inti yang diawali dengan makan malam bersama. Acara makan ini merupakan acara pertama, setelah resmi pembukaan kegiatan retret di ruang doa. Peserta bergiliran keluar dari ruang doa menuju ruang makan, dengan menyadari saat menjaga ketenangan dan keheningan. Di ruang makan peserta menikmati makanan dan minuman dengan tetap memperjuangkan ketenangan. Bagi orang-orang muda menjaga ketenangan pada saat makan ini sungguh berat. Tidak semua sekolah dapat mempraktikan hal ini. Maka layak jika suasana yang terbangun pada waktu makan bersama perlu evaluasi. Sudahkah masing-masing peserta mampu menjaga suasana tenang pada waktu makan?