Pada tahun 1978, yakni ketika Kongregasi Bruder FIC memulai “Wisma Syalom” sebagai sebuah tempat untuk melaksanakan olah rohani bagi para bruder dan bagi rekan-rekan kerasulan mereka.
Oleh Dewan Provinsi, “Wisma Syalom” dijadikan sebagai bagian dari karya kerasulan komunitas St. Stanislaus Kostka, Ambarawa. Br. Vitus Degger FIC adalah penanggung jawab pertama unit kerasulan ini. Dengan tekun, Br. Vitus mengelola dan meletakkan dasar bagi unit kerasulan “Wisma Syalom” yang pelan-pelan berkembang sehingga menjangkau tidak hanya untuk melayani kepentingan internal Kongregasi FIC tetapi juga untuk pihak-pihak lain yang memerlukan tempat olah rohani.
Setelah kepemimpinan Br. Vitus Degger FIC, beberapa bruder lain juga pernah diutus untuk mengelola “Wisma Syalom”. Bruder-bruder tersebut adalah Br. Yulius Suwono FIC, Br. F.X. Jayusdi FIC, dan Br. Yohanes Budi Suyanto FIC. Berturut-turut, ketiga bruder tersebut mengembangkan fondasi yang telah diletakkan oleh Br. Vitus Degger.
Pada masa kepemimpinan Br. Yohanes Budi Suyanto, Dewan Provinsi FIC 1994-2000 menetapkan kebijakan untuk mengembangkan unit pelayanan “Wisma Syalom” dengan membangun fasilitas gedung baru. Keberadaan gedung yang menampung lebih banyak tamu dimaksudkan untuk memfasilitasi secara lebih baik kebutuhan olah rohani para bruder, keluarga Yayasan Pangudi Luhur (YPL), dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Gedung yang dibangun mulai tahun 1999 tersebut diberkati pada 31 Juli 2001 dan kemudian diberi nama Gedung Aloysius.
Pemberkatan tersebut juga merupakan awal baru bagi karya pelayanan para bruder FIC melalui rumah retret. Tanda kebaruan yang pertama adalah perubahan nama dari “Wisma Syalom” menjadi “Rumah Retret Syalom”. Dengan menggunakan rumah retret (RR), Kongregasi FIC bermaksud menegaskan fungsi utama seluruh unit layanan, yakni pertama-tama untuk acara retret dan atau olah rohani pada umumnya.
Tanda kebaruan yang kedua terkait dengan misi khusus RR. “Syalom”. Sesuai dengan kata “retret” yang disertakan pada rumah “Syalom”, Dewan Provinsi FIC pun menetapkan misi khusus bagi RR. “Syalom”, yakni untuk lebih melibatkan para bruder FIC Provinsi Indonesia dalam usaha memberikan pendampingan rohani kepada anak-anak dan kaum muda. Para bruder FIC dikenal sebagai bruder-bruder guru yang mendidik anak-anak dan kaum muda melalui sekolah-sekolah. RR. “Syalom” dimaksudkan sebagai wahana untuk membina anak-anak dan kaum muda melalui kegiatan di luar sekolah. Dengan demikian, pendidikan dan pembinaan kristiani anak-anak dan kaum muda dilakukan sekaligus dari dua arah secara terpadu.
Pengelolaan “Wisma Syalom” selalu dipercayakan kepada seorang bruder, semenjak menjadi RR. “Syalom”, pengelolaan dipercayakan kepada sebuah tim yang dikoordinatori oleh seorang bruder direktur. Komposisi tim pengelola RR. “Syalom”, selain bruder FIC, juga terdiri dari seorang imam Jesuit (SJ) dan seorang suster Abdi Kristus (AK).
Pembentukan tim ini diharapkan dapat memberikan kesaksian tentang hidup persaudaraan imam, suster, dan bruder sekaligus harmoni kerja sama dengan rekan-rekan awam, yakni para karyawan dan karyawati. Selain itu, karena RR. “Syalom” memiliki misi khusus sebagai wahana pembinaan rohani kaum muda, maka tim pengelola RR. “Syalom” juga membentuk diri sebagai sebuah tim pengelola acara retret atau acara olah rohani lain yang sejenis.
Domisili para para bruder anggota tim pengelola juga mengalami pembaruan. Sebelumnya, bruder penanggung jawab “Wisma Syalom” lebih sering tinggal di Ambarawa. Semenjak 31 Juli 2001, walaupun karya RR. “Syalom” masih merupakan unit kerasulan dari Komunitas St. Stanislaus Kostka, Ambarawa, para bruder anggota tim pengelola RR. “Syalom” berdomisili di komplek RR. “Syalom”.
Semenjak tahun 2001, telah terjadi beberapa kali estafet kepemimpinan dalam unit kerasulan RR. “Syalom”. Setelah Br. Nikolaus Prasadja FIC (2001-2003), Br. Antonius Sumardi FIC ditunjuk sebagai Direktur (2003-2004). Setelah itu, berturut-turut direktur RR. “Syalom” adalah Br. Antonius Soegiharto Raharjo FIC (2004-2005), Br. Redemptus Lastiya FIC (2005-2007), dan Br. Valentinus Daru Setiaji FIC (2007-2018). Pada tanggal 14 Januari 2019, Br. Valentinus Daru Setiaji, FIC, karena akan bertugas sebagai anggota Dewan Umum di Belanda, menyerahkan kepemimpinan kepada Br. Petrus Anjar Trihartono, FIC
Keanggotaan Tim Pengelola RR. “Syalom” juga mengalami gerakan yang sangat dinamis. Satu-satunya imam Jesuit yang pernah diutus berkarya di RR. “Syalom”, yakni Rm. Martinus Suhartomo SJ pada Oktober 2007 berpindah ke Pastoran St. Yusup, Ambarawa karena alasan kesehatan dan menghentikan pelayanan di RR. “Syalom” mulai Juli 2016.
Tentang para suster, selain Tarekat Suster-suster AK yang secara berkesinambungan mengirim anggota-anggotanya, Tarekat Suster-Suster Putri Maria Yoseph (PMY) dari Wonosobo juga pernah bergabung dalam Tim Pengelola selama 8 tahun (2003-2011). Setelah Tarekat PMY menghentikan kerja sama, Tarekat Suster-Suster Penyelenggaraan Ilahi (PI) dari Semarang bergabung dalam Tim Pengelola selama 2 tahun (2011-2013). Agustus 2018 – Juli 2019 Ignawati, SRM (calon) bergabung di Syalom bagian kamar dan administrasi keuangan. Kemudian mulai September 2019, Ibu Lucia, PRK bergabung dengan kerasulan di Syalom. Semenjak 2017, Dewan Provinsi 2012-2018 memutuskan untuk menempatkan pengelolaan RR. “Syalom” kepada Yayasan Budi Mulya Semarang (YBMS). YBMS adalah yayasan sosial yang dibentuk oleh Dewan Provinsi untuk menaungi karya kerasulan di luar pendidikan sekolah. Mengingat RR. “Syalom” memiliki nafas yang senada dengan YBMS, yakni sebagai karya kerasulan pendampingan kaum muda di luar pendidikan sekolah, maka Dewan Provinsi memandang tepat apabila RR. “Syalom” berada di bawah payung pengelolaan YBMS.