Sesi V

inti pada sesi ini untuk semua kalangan sama yaitu Renovatio Vitae. Peserta diajak untuk membuat perubahan yang terencana. Niat yang konkret dapat membantu mereka melakukan perubahan. Dari sesi ini diharapkan terumuskan niat-niat yang mampu membentuk habitus baru. Maka sasaran utamanya adalah sikap-sikap dan kebiasaan yang baik tumbuh didalam hati peserta. Sehingga ketika pulang tinggal masing-masing mewujudkannya dan orang lain akan mendukung.

Bahan pokok yang membantu untuk kelompok siswa SD adalah metamorfosis kupu-kupu. Bahan ini sederhana tetapi medorong anak-anak memilih hidup seperti kupu-kupu dan bukan hidup seperti ulat. Hidup penuh ceria dan lincah, menarik dan indah, bermanfaat bagi sesama. Sifat-sifat yang unggul sebagai kupu-kupu menjadi motivasi para siswa SD mudah menerimanya. Mereka diminta membuat niat-niat pribadi yang akan diwujudkan dalam sikap yang mendukung terjadinya suasana belajar dan kerja sama kelas yang harmonis, tumbuhnya semangat belajar yang baru. Rumusan niat setiap siswa di tuliskan ke dalam MMT yang disediakan oleh pembimbing bagi setiap kelas. Maka setelah mereka selesai merumuskan niatnya peserta berkumpul bersama berdasarkan kelasnya. Proses selanjutnya penulisan ke dalam MMT akan didampingi  oleh guru kelas. Sebab guru kelas yang akan melihat sejauh mana niat-niat para siswa tersebut mampu diwujudkannya dalam kegiatan belajar di kelas. MMT yang berisi niat-niat siswa dipersembahkan dan dimohonkan berkat pada misa penutupan retret.             

Bagi siswa SMP dan SMA sesi IV dapat diputarkan film pendek yang memperlihatkan  keberhasilan tim dalam menampilkan diri. Keberhasilan tim ini sungguh membawa kebahagiaan bersama. Film ini digali apa artinya berhasil bersama dan hal apa saja yang diperlukan agar tim dapat meraih keberhasilan bersama. Arti penting keberhasilan bersma, jika rasa bahagia sungguh dirasakan seluruh tim tanpa kecuali. Entah mereka yang memiliki peran kecil atau besar dalam mewujudkan keberhasilan semua dapat merasa bahagia. Hal ini  untuk menyadarkan para siswa agar tetap mengambil peran dalam mewujudkan keinginan bersama yaitu  keberhasil kelas. Jika setiap kelas berhasil maka menjadi keberhasilan sekolah. Dengan pemahaman ini dapat menumbuhkan kesadaran masing-masing siswa mutlak menjadi bagian kelas. Setiap pribadi dapat memiliki pengaruh untuk memperkuat keberhasilan atau mempengaruhi pada kegagalan. Tergantung sikap kita selama ini seperti apa? Apakah sikap anda tergolong sudah memberi pengaruh baik atau justru pengaruh buruk yang membawa kegagalan bersama. Untuk menyatukan semangat mereka pembimbing dapat menanyakan hal ini kepada peserta. Apakah anda ingin berhasil sendiri atau bersama? Atau anda senang jika ada teman sekelas yang gagal?. Bukankah jika ada yang gagal, anda juga menjadi bagian dari penyebabnya karena menjadi satu kelas? Semua pertanyaan ini akan membawa kekuatan yang menyemangati seluruh peserta ingin berhasil bersama. Artinya semua berharap ada kebahagiaan yang akan ditemukan bersama ke depan. Sekarang langkah paling penting adalah bagaimana menciptakan habitus yang dapat dilaksanakan bersama dengan tulus dan gembira.

Sebelum sampai pada pembuatan niat bersama, bagi siswa SMP diingatkan pentingnya usaha maksimal dan mengandalkan Allah. Sebab harapan besar keberhasilan kita adalah rahmat Allah. Meski disadari banyak kesulitan ke depan, tetapi usaha keras dengan seluruh kemampuan akan mendatangkan rahmat yang luar biasa. Sebab tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Usaha keras di tengah kesulitan, digambarkan seperti petani yang mengalami masa kering dan memohon datangnya hujan. Selain memohon kedatangan hujan, petani ini tekun menyiapkan ladangnya dengan sebaik-baiknya. Sehingga ketika hujan turun, petani ini benar-benar mendapat rahmat yang banyak. Allah tidak suka dengan orang yang malas tanpa usaha, namun mencitai umat yang bertekun dalam usaha. Ora Et Labora (berdoalah dan bekerjalah). Niat seperti apa yang dapat mendukung tumbuhnya semangat belajar dan mengandalkan rahmat Tuhan dalam doa-doa. Tiap kelas dimohon menemukan niat-niat kelasnya yang akan diwujudkan. Maka diperlukan waktu berkumpul bersama kelas, evaluasi situasi kelas selama ini baru merumuskan niat-niat kelas cukup 5 niat saja. Seluruh proses dijalankan dengan wali kelas. Setelah terumuskan dengan baik dan disetujui bersama baru dituliskan pada MMT yang disediakan oleh pembimbing. MMT yang berisi niat-niat siswa dipersembahkan dan dimohonkan berkat pada misa penutupan retret.                

Sementara untuk siswa SMA ditekankan, bahwa seseorang akan berkembang jika ada rasa diterima dan dicintai. Kadang yang membuat kita ragu-ragu, bukan kemampuan diri, tetapi suasana yang terbangun di kelas cenderung masih egois, terkotak-kotak dan saling curiga. Hal ini membuat seluruh anggota kelas tidak merasa at home, kehadiran teman sekelas seperti orang asing atau saingan. Jika ada percakapan hanya bersifat formalitas dan tidak hangat. Sebab masing-masing hanya memikirkan dirinya sendiri atau kelompoknya. Semua itu menjauhkan dari cita-cita untuk berhasil bersama. Maka langkah selanjutnya adalah masuk dalam kelas masing-masing untuk berdiskusi bersama yang didampingin wali kelas. Untuk evaluasi situasi persaudaraan yang selama ini terbangun di kelas seperti apa? Baru merumuskan niat-niat kelas cukup 5 niat saja.  Niat untuk berjuang bersama dalam persaudaraan dan rasa kekeluargaan yang menumbuhkan kreativitas dan harmonis. Setelah terumuskan dengan baik dan disetujui bersama baru dituliskan pada MMT yang disediakan oleh pembimbing. MMT yang berisi niat-niat siswa dipersembahkan dan dimohonkan berkat pada misa penutupan retret.  Bagi kelompok dewasa, bahan yang membantu dalam sesi terakhir adalah soal pelayanan yang tanpa batas. Disadari banyak hal yang harus dikerjakan dan diselesaikan bersama bukan hanya dibatasi “ini tugasku dan itu tugasmu”, atau jika ada teman kesulitan dalam perkerjaan  yang muncul “itu urusanmu,  yang penting aku sudah selesai”. Seseorang yang berpikir dan bekerja minimalis akan menerima sediikit baginya, sementara mereka yang menabur atau menanam banyak akan mendapatkan lebih banyak lagi bagi dirinya. Pelayanan kepada sesama bukan diukur dari kemampuan tetapi dari kemauan dan ketulusan. Sebab inti pelayanan adalah segala yang dikerjakan pertama-tama hanya bertujuan melulu demi kebaikan sesama/orang lain. Dengan pemahaman ini pelayanan kita menjadi tak terbatas. Yang sering membatasi kita biasanya : mempertimbangkan untung rugi, diperhitungkan atau dilihat orang untuk pengakuan diri, dll. Kita terhambat dalam pelayanan karena lebih berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan manusiawi (fisik), jika kita berorientasi pada kebutuhan rohani (keselamatan jiwa) yang utama maka pelayanan kita menjadi tak terbatas. Sebab sungguh melihat Allah dalam seluruh pelayanan kita dan membuat kita takut akan Allah, jika melakukan ketidakjujuran, tidak adil, kejahatan dan melanggar norma moral kehidupan bersama. Apakah di tempat kita studi dan bekerja sudah terbangun pelayanan tak terbatas? Sejauh mana peranku selama ini untuk mendukung tugas pelayanan yang semakin berkembang? Selanjutnya peserta diberi waktu bersama berdiskusi dan merumuskan niat bersama dan setelah itu ada kesempatan pengakuan dosa pribadi.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *